Minggu, 25 November 2012

Filled Under:

Jangan Salahkan Saya

17.10

Hari demi hari berlalu seperti air yang mengalir di sungai ketika musim hujan. Tak pernah berhenti, dan tak akan pernah tahu kapan akan berhenti. Semakin lama pun aku merasa terbiasa akan kesendirian ini. Terbiasa juga hidup tanpa dirimu. 

Setahun yang lalu, aku pernah mencintai seorang wanita. Iya memang dia satu-satunya saat itu. Tapi aku tidak tahu kenapa ia harus pergi dan tidak tahu juga bagaimana keadaannya sekarang. Yang aku tahu, dia sudah menikah. Bahagia dengan orang lain. Iya, Cukup itu saja yang memang harus aku tahu.

Aku tahu harus berbuat apa. Dan sekarang aku telah melakukannya. 
"MELUPAKAN SEMUA"
Karena jikalaupun harus aku ingat, untuk apa lagi. Kamu sudah dimiliki orang lain. Lantas, aku harus bagaimana jika melihatmu? Terdiamkah? Tersenyumkah? Seperti orang gila saja..! 

Orang gila saja bisa melupaka semua beban hidupnya. Apalagi aku yang masih diberi akal pikiran sehat. Pasti bisa juga untuk melupakanmu. "Walau nggak ikhlas"

Oke...

Sekarang aku bisa melupakan kamu. Terus apa lagi?

Lebih aneh lagi kalau telah berlalu seperti ini. Apalagi semenjak kamu pergi udah beberapa hati yang aku singgahi. Namun juga semua sama, semua tidak bisa membuatku bahagia. Hanya bertahan dengan keegoisan masing-masing.

Saya Egois?

Iya memang benar. Itu katamu, tapi masih banyak hal lain yang harus aku lakukan selain hanya memikirkanmu. Tak ada gunannya menyesali semua ini. Dan jangan salahkan aku jika aku berubah. Ini semua karena kamu. Kamu yang meninggalkan aku.

Intinya jangan pernah menyalahkan aku atas semua tindakan bodohmu meninggalkan aku. Menyesal di belakang bukanlah sikap dari ksatria, dulu aku sudah memberimu kesempatan. Namun kamu tidak pernah menghargai aku. Kamu tidak pernah menganggap aku ada menunggumu.

Sekarang kamu datang lagi?
Lantas aku harus bilang apa lagi kepadamu. Kecewaku bukan karena cintamu namun karena dirimu. Kamu tahu aku lelaki yang tak mungkin bisa untuk menerima kamu bila kamu telah menduakan cintaku.

Sekali lagi jangan pernah untuk menyalahkan aku. Karena aku tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Yang aku tahu adalah apa yang terjadi sekarang dan mencoba menggambarkan massa depan.

0 komentar:

Posting Komentar