Ini bukanlah suatu masalah bagi pemuda saat ini. Ini juga bukan suatu masalah bagi para mahasiswa yang hobi bersenang-senang. Bukan masalah siapa yang membayar kita ketika kita memperjuangkan nasib sesama. Dan bukan masalah politik bangsa yang semakin semrawut dengan munculnya beragam kepentingan.
Bukan hanya aksi turun ke jalan tanpa suatu solusi yang kongkret. Negeri ini tidak membutuhkan pemuda yang kritis dan hanya bisa bisa mengkritik. Namun negeri ini membtuhkan orang-orang yang mempunyai kemauan untuk bersatu.
Kita harus tahu bahwa peran kita sebagai mahasiswa adalah sebagai kader bangsa. Seorang yang akan bertanggung jawab akan masa depan bangsa. Seorang yang rela mengembangkan potensi dirinya untuk kemajuan bangsa. Seorang yang mempunyai mimpi untuk menjadikan masyarakat adil makmur di Indonesia. Bukan malah menjadi penghambat kemajuan bangsa.
Apakah pantas seorang mahasiswa yang notabennya adalah calon intelek muda mempertanyakan permasalahhan bangsa. Lantas ketika mereka mencari-cari permasalahan bangsa? siapa yang harus segera menjawab permasalahan bangsa? Saya rasa mahasiswalah yang harus menjawabnya. Karena mahasiswa masih mempunyai idealisme yang belum terkontaminasi oleh kepentingan-kepentingan elit politik.
Takdir yang diemban mahasiswa bukanlah suatu beban yang sangatlah berat. Namun sebagai seorang penerus bangsa, itu dapat kita jadikan suatu semangat yang tinggi dan memotivasi kita. Kita harus berani untuk mengakui bahwa kita benar-benar orang Indonesia. Dengan apa? dengan beragam budaya dan kearifan lokal yang berlimpah di Indonesia. Dengan melestarikan budaya timur yang ramah.
Di bulan Oktober ini, pernah terjadi sebuah momentum bersejarah yang mampu menggerakkan pemuda Indonesia untuk bersatu. Dikala itu mereka bersumpah untuk satu tujuan yang sama untuk Indonesia. Setiap kegiatan yang dilakukan hanya demi sebuah kemerdekaan Indonesia. Sampai banyak mencurahkan pikiran dan tenaganya untuk memikirkan masa depan bangsa. Atmosfer persatuan kala itu sangat tebal sekali sehingga mampu menutupi semua warna yang ada di dalamnya.
Para pemuda kala itu sudah mampu menjawab tantangan yang ada pada generasi mereka. Namun pertanyaannya sekarang "bagaimanakan peran pemuda Indonesia saat ini mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pahlawan kita?" Negeri ini sudah pernah mengalami kegagalan untuk lepas landas dari bandara keterpurukan. Hanya semangat-semangat pemuda yang harus dipupuk untuk mempersiapkan armada untuk lepas landas. Jangan malah menjadi seperti resistance yang terus menghambat kemajuan bangsa. Sudah saatnya kita bersatu untuk merapatkan barisan. Tidak perlu bersumpah kepada negara, namun bersumpahlah pada diri sendiri untuk memajukan Indonesia.
Ini adalah masalah peran mahasiswa yang merupakan irisan pemuda Indonesia sebagai kader bangsa.Di bulan Oktober ini seharusnya menjadi momentum yang pas untuk membangkitkan gairah seorang pemuda. Seorang yang idealis, kritis, dan mempunyai semangat juang yang menggebu-gebu. Seorang pemuda yang optimis untuk membawa Indonesia keluar dari ambang keterpurukan selama bertahun-tahun.
Bukan hanya aksi turun ke jalan tanpa suatu solusi yang kongkret. Negeri ini tidak membutuhkan pemuda yang kritis dan hanya bisa bisa mengkritik. Namun negeri ini membtuhkan orang-orang yang mempunyai kemauan untuk bersatu.
Kita harus tahu bahwa peran kita sebagai mahasiswa adalah sebagai kader bangsa. Seorang yang akan bertanggung jawab akan masa depan bangsa. Seorang yang rela mengembangkan potensi dirinya untuk kemajuan bangsa. Seorang yang mempunyai mimpi untuk menjadikan masyarakat adil makmur di Indonesia. Bukan malah menjadi penghambat kemajuan bangsa.
Wahai mahasiswa, terimalah takdirmu sebagai mahasiswa[untuk mahasiswa] kita ditakdirkan menjadi seorang agent of change. Kata senior-senior kepada mahasiswa baru ketita ospek. Namun apakah yang berbicara sudah memahami makna dari kalimat tersebut? Sebagai seorang agen perubahan, mahasiswa seharusnya mempunyai pemikiran yang lebih jauh maju kedepan. Siap untuk menjawab permasalahan bangsa. Bukan malah bertanya-tanya "apa permasalahan bangsa...!"
Apakah pantas seorang mahasiswa yang notabennya adalah calon intelek muda mempertanyakan permasalahhan bangsa. Lantas ketika mereka mencari-cari permasalahan bangsa? siapa yang harus segera menjawab permasalahan bangsa? Saya rasa mahasiswalah yang harus menjawabnya. Karena mahasiswa masih mempunyai idealisme yang belum terkontaminasi oleh kepentingan-kepentingan elit politik.
Takdir yang diemban mahasiswa bukanlah suatu beban yang sangatlah berat. Namun sebagai seorang penerus bangsa, itu dapat kita jadikan suatu semangat yang tinggi dan memotivasi kita. Kita harus berani untuk mengakui bahwa kita benar-benar orang Indonesia. Dengan apa? dengan beragam budaya dan kearifan lokal yang berlimpah di Indonesia. Dengan melestarikan budaya timur yang ramah.
Di bulan Oktober ini, pernah terjadi sebuah momentum bersejarah yang mampu menggerakkan pemuda Indonesia untuk bersatu. Dikala itu mereka bersumpah untuk satu tujuan yang sama untuk Indonesia. Setiap kegiatan yang dilakukan hanya demi sebuah kemerdekaan Indonesia. Sampai banyak mencurahkan pikiran dan tenaganya untuk memikirkan masa depan bangsa. Atmosfer persatuan kala itu sangat tebal sekali sehingga mampu menutupi semua warna yang ada di dalamnya.
Para pemuda kala itu sudah mampu menjawab tantangan yang ada pada generasi mereka. Namun pertanyaannya sekarang "bagaimanakan peran pemuda Indonesia saat ini mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pahlawan kita?" Negeri ini sudah pernah mengalami kegagalan untuk lepas landas dari bandara keterpurukan. Hanya semangat-semangat pemuda yang harus dipupuk untuk mempersiapkan armada untuk lepas landas. Jangan malah menjadi seperti resistance yang terus menghambat kemajuan bangsa. Sudah saatnya kita bersatu untuk merapatkan barisan. Tidak perlu bersumpah kepada negara, namun bersumpahlah pada diri sendiri untuk memajukan Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar