Kamis, 11 Oktober 2012

Filled Under:

Manusia Super [Made In Indonesia]

15.49

Dunia pendidikan di negeri ini sangatlah menarik untuk diperbincangkan. Karena selalu ada saja polemik-polemik yang terjadi dalam dunia pendidikan kita. Mulai dari tawuran pelajar, uang masuk sekolah, demonstrasi dan masih banyak hal lain yang terjadi di negeri ini.

Ironis memang ketika yang kita sorot adalah hal-hal yang negatif saja. Padahal kalau mau kita perhatikan lebih jauh, banyak kok siswa-siswa kita yang berprestasi.  Namun karena masyarakat kita hanya suka mengkritik, jadi ya yang paling di sorot yang jelek-jelek saja.

Namun kalau kita cermati, memang benar bahwa ada yang salah dari sistem pendidikan kita. Iya , memang kita diciptakan untuk menjadi manusia super (Superman kali ya?). Karena tidak disesuaikan dengan minat siswanya, maka semua di sama ratakan dalam suatu sekolah. Akibatnya semua pelajaran yang dipelajari itu menjadi setengah-setengah. Gak maksimal.

Pandangan masyarakat kita juga terasa tidak adil terhadap siswa-siswa. Mereka yang nilai rapor sekolahnya banyak yang merah dianggap sebagai siswa yang bodoh. Padahal sebenarnya dia mempunyai kemampuan yang lebih dalam bidang lain. Misalkan saja dalam hal seni musik, seni lukis, seni tari atau kemampuan lainnya. Bayangkan jika anda harus belajar dalam bidang yang tidak kamu sukai? nyaman atau tidak?

Ada semacap cap yang melekat kepada siswa yang dalam pelajaran tidak bisa mendapatkan nilai-nilai bagus. Yaitu cap tinta merah yang ada di dalam rapor kita diwaktu sekolah. Sadarkah kita bahwa itu merupakan suatu pembatasan terhadap suatu kreatifitas? Dan malah akan menjerumuskan siswa-siswa kita ke dalam pragmatisme.

Apakah yang sekarang menjadi orientasi sekolah-sekolah? Pastilah mereka berlomba-lomba ingin menciptakan suatu prestasi. Namun apalah nilai dari prestasi tanpa aplikasi? Nol besar.

Banyak siswa sekarang yang hanya memprioritaskan nilai daripada substansi dari yang mereka pelajari. Saya ambil contoh ketika saya masih SMA dulu, temen-temenku banyak yang hanya mengejar nilai mereka. Entah mereka sadar atau tidak apa yang sebenarnya dia pelajari. Dan untuk apa sebenarnya yang mereka pelajari.

Diakui atau tidak itulah sistem pendidikan kita. Disi lain mungkin keinginan pemerintah sangat tinggi karena ingin mencetak suatu produk yang mahal harganya, yaitu sebuah manusia super atau mungkin robot canggih yang bisa melakukan segalanya. Tidak ada hal spesifik yang dikuasai.

Semua keputusan ada di tangan kita. Apakah kita ingin menjadi seperti mesin-mesin yang digerakkan oleh sistem kita. Atau kita mau mencoba untuk masuk ke dalam sistem yang rumit ini. Memang butuh waktu, butuh pengorbanan, butuh tenaga yang ekstra pula untuk memperbaiki ini semua. Tapi tidak ada hal yang tidak mungkin jika kita mau berusaha. Asal ada keyakinan dan juga ada usaha dari kita niscaya semua tujuan mulia kita akan tercapai. Tidak perlu takut untuk salah, karena salah tidak selalu dosa. Namun dosalah yang pasti salah.

2 komentar:

  1. maju terus kawan...
    jdi ingat waktu di HMI antara ayam telur..hehe

    BalasHapus
  2. oke mas,, terima kasih :)
    emang ada apa antara ayam telur di HMI?

    BalasHapus