Jumat, 19 Oktober 2012

Filled Under:

Menang belum tentu mamimpin

16.01

"Pemenang belum tentu  pemimpin"

Anda pernah menang dalam suatu pertandingan? Atau mungkin anda pernah menang dalam suatu suksesi di sebuah organisasi? Atau menang dalam hal lainnya? Asalkan anda tahu saja bahwa setiap pemenang belum tentu pemimpin. Dan setiap pemimpin pasti pemenang yang sebenarnya.

Dari uraian di atas anda pasti akan bertanya-tanya. Kok bisa ? padahal kan setiap pemenang pasti akan memimpin kedudukan. Eiiits…..; Tapi tunggu dulu, ada juga pemimpin cultural yang harus anda pertimbangkan keberadaannya.

Seorang pemimpin sebenarnya adalah seorang yang mempunyai pengaruh terbesar. Dimana setiap perbuatan dan perkataannya akan selalu dilihat oleh anggota anda. Sedangkan pemimpin structural jika tidak bisa memimpin para anggotanya, maka tidak lama lagi ia akan kehilangan kepercayaanya. Akan ditinggalkan para pengikutnya.

Anda pasti pernah kehilangan kepercayaan dari orang-orang sekitar anda. Kata-kata anda tidak di dengarkan lagi oleh orang-orang sekitar anda. Sehingga suatu saat anda akan merasa sangat frustasi dengan hal tersebut. Karena tidak ada orang lagi yang mau mendengarkan instruksi dari anda.

ANDA MERASA SEPERTI ITU?

Jangan takut, baca saja tulisan ini, dan anda akan mulai berfikir untuk menghentikan ini semua.
Ada teman saya yang selalu mengeluh karena para stafnya tidak lagi mau nurut kepada dia. Dia bingung mau apa lagi yang harus di lakukan kepada para stafnya. Namun akhirnya dia meminta pendapat pada saya.

Ketika saya telusuri alasan kenapa dia ditinggalkan oleh para stafnya, saya sedikit terkejut. Dari cerita yang saya dengar, ternyata dia sering curhat ketika forum-forum resmi seperti rapat. Sering menceritakan hal-hal yang tidak berjalan dengan semestinya dan intinya dia sering mengeluh pada staf-stafnya.

Iya pantas saja kalau muncul perasaan ketidak percayaan dari para staf-stafnya. Karena para pengikut tidak bisa menerima suatu kabar buruk tantang organisasi mereka. Mereka tidak akan menerima kalimat-kalimat pesimis yang akan mereka dengar setiap rapat. Yang ada mereka akan terbawa pesimis oleh perasaan pemimpinnya. Bahkan efek yang ditimbulkan bisa lebih pesimis lagi.

Dan disinilah pemimpin cultural sangat diperlukan. Orang-orang yang bisa mendapatkan pengaruh lebih banyak adalah orang yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan ini tanpa merubah sifat pemimpin yang sebenarnya.

Dari situ kita sudah bisa mengambil suatu contoh bagaimana seorang yang menang belum berarti yang menjadi pemimpin sebenarnya. Karena orang yang mempunyai banyak followers lah yang akan memimpin dan akan membawa perubahan pada suatu organisasi. Anda tidak bisa menghilangkan istilah pemimpin cultural begitu saja. Ini seharusnya menjadi suatu pertimbangan bagi anda yang sekarang menjadi pemimpin.

“JANGAN PERNAH MENGANGGAP REMEH PADA ORANG YANG MEMPUNYAI BANYAK PENGIKUT ATAU ANDA YANG AKAN DIANGGAP REMEH OLEH MEREKA”

Menyadari lebih awal mengenai hal ini akan lebih baik daripada anda akan menyesal kemudian. Karena ketika anda terlambat mengetahuinya, maka akan terjadi masalah dalam perjalanan karir anda. Dan anda tidak akan bisa menjadi seorang pemimpin yang sebenarnya. Karena menang dalam pemilihan saja tidak cukup untuk membuat perjalanan karir anda mulus.

0 komentar:

Posting Komentar