Kamis, 18 Oktober 2012

Filled Under:

Wartawan di aniaya?

12.34

Siang ini aku sedikit terkejut dengan berita yang terpampang di halaman muka Jawa Pos. Disitu terlihat ada sebuah pemukulan terhadap seorang wartawan saat meliput jatuhnya pesawat hawk 200 di riau. Dan yang paling membuat saya bertanya-tanya adalah "kenapa yang melakukan pemukulan itu adalah para TNI AU?.

Kok bisa ya? Angkatan bersenjata seperti TNI AU melakukan pemukulan terhadap wartawan?

Padahal pada UU RI No 40 tahun 1999 , di salah satu pasal tertulis "Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.".
Sudah jelas kan ? Kalau pers itu mempunyai hak untuk mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi?

Lantas kenapa ketika mencari informasi terkait jatuhnya pesawat tempur Hawk 200 ada wartawan yang dipukuli?

Berdasarkan konfirmasi yang tertulis di harian Jawa Pos yang di ungkapkan oleh pihak TNI AU, Bahwasanya mereka hanya ingin mengamankan lokasi. Karena di dalam pesawat tersebut masih tersimpan bahan peledak dari senjata yang ada di badan Pesawat Tempur Hawk 200. Tapi kenapa mesti dengan kekerasan? Apa mereka tidak tahu atau tidak pernah belajar mengenai UU Pers?

Sedikit kecewa sih...

Walaupun saya bukanlah seorang wartawan, namun saya turut kecewa dengan adanya peristiwa pemukulan itu. Apalagi dilakukan oleh aparat yang bertanggung jawab atas pertahanan negara.

Tugas mulia seorang wartawan sebagai penyedia informasi kepada masyarakat tidak dihargai oleh para anggota TNI AU. Padahal mereka ingin memberikan berita yang aktual kepada masyarakat. Tujuan mereka baik, ingin memberikan fakta yang terjadi di negeri ini. Bukan untuk menggiring opini atau memperkeruh suasana negeri ini.

Sempet terlintas juga sih pertanyaan nakal "Militer diajari kedisiplinan atau di ajari kekerasan?". Munculnya pertanyaan tersebut akan menimbulkan beberapa pandangan nyleneh "Lantas apa bedanya sama preman kalau seperti itu?" Toh juga jarang sekali ada berita bahwa ada wartawan yang di aniaya oleh preman.

Semoga bisa menjadi sebuah pembelajaran bagi kita semua. Bahwa tidak semua hal harus diselesaikan dengan kekerasan.

#SALAM PERS

0 komentar:

Posting Komentar