Delapan puluh empat tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 27-28 Oktober 1928 pemuda Indonesia melaksanakan kongres pemuda yang kedua yang dilakukan di Djakarta. Dalam kongres tersebut, pemuda Indonesia melakukan ikrar yang sekarang lebih dikenal dengan istilah Sumpah Pemuda. “Lantas apakah isi dari sumpah pemuda itu sendiri dan apakah substansi yang dapat kita ambil dari peristiwa sumpah pemuda untuk saat ini? “ Marilah kita bahas kronologi dari sumpah pemuda itu sendiri.
Dahulu kala, bangsa Indonesia terkenal dengan penguasaan dalam bidang maritim. Kerajaan-kerajaan di Indonesia dahulu sangat menguasai lautan. Kerajaan yang mampu menyatukan seluruh nusantara adalah Kerajaan Majapahit dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda namun tetap satu jua. Inilah yang menjadi landasan Kerajaan Majapahit dalam menjalankan kehidupan di Kerajaan.
Namun kedatangan bangsa Belanda pada tahun 1595 mengubah semua tataran kehidupan di pribumi. Karena Belanda menyadari adanya persatuan di Nusantara akan menghambat penjajahan di bumi pertiwi, maka Belanda menggunakan strategi politik adu domba yang berhasil memecah belah persatuan di Nusantara. Dan alhasil Belanda bisa menjalankan kolonialisme di Indonesia.
Namun setelah 3,5 abad Belanda menjajah Indonesia tekanan dari dunia internasional pun sering ditujukan ke negeri ini. Belanda yang sebelumnya hanya memeras sumber daya alam yang ada di Indonesia akhirnya mendirikan sekolah-sekolah untuk penduduk pribumi. Sekarang lebih dikenal dengan istilah politik etis. Tapi pada dasarnya hal ini juga menguntungkan Belanda, karena hasil dari sekolah-sekolah di pribumi kala itu disesuaikan dengan kebutuhan bangsa Belanda untuk menjalankan administrasi pemerintahan kala itu.
Dengan adanya sekolah-sekolah untuk penduduk pribumi maka mau tidak mau muncullah kaum terpelajar yang ada di Indonesia. Kaum-kaum inilah yang akhirnya sadar bahwasanya tanah kelahiran mereka “Indonesia” telah dijajah oleh bangsa Belanda. Munculnya kesadaran ini pertama kali oleh para pendiri Budi Utomo pada tahun 1908. Sekarang untuk memperingati hal tersebut kita menetapkan tanggal 20 Mei tersebut sebagai hari kebangkitan Nasional.
Perlawanan di berbagai daerah terus bermunculan dengan adanya perkumpulann-perkumpulan pemuda. Ada Jong Java, Jong Sumatra, dan lain sebagainya. Namun setelah sekian lama mereka melakukan perlawanan, hasilnya mereka tetap tidak mampu untuk mengalahkan bangsa Belanda. Dan akhirnya mereka sadar, bahwa tanpa adanya persatuan, maka perjuangan mereka akan selalu sia-sia. Tanpa ada rasa kebersamaan, tidak akan mungkin mereka mampu untuk melawan. Maka dari itu, mereka melakukan ikrar yang bunyinya :
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928
Ada beberapa hal yang dapat kita ambil dari peristiwa ini. Salah satunya adalah persatuan. Dengan adanya persatuan di kalangan warga negara Indonesia, saya sangat yakin bahwa negara kita bisa menjadi negara yang maju. Apalagi budaya gotong royong kita, jika bisa berjalan dengan semestinya akan terasa lebih baik.
Nah, coba saja kita lihat saat ini. Masyarakat Indonesia masih saja mementingkan kelompok mereka masing-masing. Apalagi konflik antara KPK dan Polri kemarin, Sungguh membuat saya merasa miris. Seharusnya mereka saling membantu dalam pemberantasan korupsi. Nah yang seperti ini jangan sampai kita tiru. lebih baik tetapkan satu tujuan bersama yang bermanfaat untuk bangsa, kemudian kita bersama-sama untuk mencapainya.
Selain hal itu sebagai seorang pemuda kita diberikan tanggung jawab besar untuk masa depan bangsa. Bukan hanya untuk mengkritik pemerintah, namun juga dengan memberikan solusi untuk permasalahan bangsa ini. Karena kalau hanya mengkritik, tukang becak juga bisa kok.
Aku sangat berharap pada momen sumpah pemuda ini menjadi suatu batu loncatan untuk berfikir lebih lapang lagi. Kita sebagai bangsa Indonesia seharusnya bisa mengerti arti dari Bhineka Tunggal Ika. Kalau kita tetap tidak bisa bersatu, bagaimana nasib tanah air kita tercinta ini?
0 komentar:
Posting Komentar